Postingan

AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN YANG BERDAMPAK PADA MURID MELALUI PROGRAM MADONG SDN 1 WAWOTOBI

Gambar
 PENGELOLAAN PROGRAM MADONG (MARI MENDONGENG( SDN 1 WAWOTOBI by Pirawati, S.Pd (CGP Angkatan 4 Kab. Konawe Sulawesi Tenggara) Nama Program :Menumbuhkan minat baca melalui Program “Madong” mari mendongeng di SDN 1 Wawotobi Kab. Konawe  Latar belakang Dalam mewujudkan gerakan literasi nasional di sekolah, perlu adanya pembiasaan literasi yang berkelanjutan baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan ntuk meningkatkan minat baca murid SDN 1 Wawotobi yang masih tergolong rendah. Rendahnya minat murid disebabka oleh beberapa faktor yaitu salah satunya kurangnya kegiatan yang membantu menumbuhkan semangat dan motivasi mereka dalam membaca dengan suasana yang lebih menyenangkan. Melihat potensi sumber daya yang dimiliki sekolah memang cukup untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan dengan taman baca, pojok baca, dan perpustakaan yang sudah dilengkapi buku-buku pendukung. Maka kegiatan " Madong"   mari mendongeng menjadi salah

Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar materi

Gambar
  Salam dan Bahagia Alhamdullilah, tidak terasa kini sudah berada di penghujung tugas Pendidikan guru penggerak angkatan 4 kabupaten Konawe. Berikut ini saya akan membagikan tugas modul 3.2 dalam rangkaian koneksi antar materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. setelah mempelajari materi dalam modul 3.2 ini, saya akan mencoba menyimpulkan tentang bagaimana menjadi pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada di daerah atau di sekolah kita sendiri. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di sekolahnya. Guru juga harus mampu memaksimalkan dan memanfaatkan keberadaan aset sekolah guna mendukung pembelajaran yang berpihak pada murid demi terwujudnya merdeka belajar dan membentuk murid yang memiliki profil pelajar Pancasila. Sekolah merupakan sebuah ekosistem di mana tempat terjadinya interaksi antara faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi: Semua warga sekolah, komite, dan organisasi masyarakat. Sedangkan faktor abiotik meliputi : Sarana dan

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1. PENGAMBILA KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Gambar
 Assalamualaikum, salam Guru Penggerak ... Kali ini saya akan membagikan jurnal pembelajaran saya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Konawe. Dalam jurnal ini saya akan menuliskan kesimpulan dari pembelajaran modul 3.1 yang memuat koneksi antar materi sebelumnya. Adapun pertanyaan pemantik dalam modul 3.1 yaitu: 1.  Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Triloka Patrap memiliki tiga elemen penting: (1) Ing ngarsa sung tulada (2) Ing madya mangun karsa (3) Tutwuri handayani . Ing ngarso sung tulodo artinya pemimpin (guru) harus memberikan contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Guru harus setuju dengan diri mereka sendiri. Hal ini tercermin dalam contoh semua keputusan yang dibuat untuk siswa dan orang-orang di sekitar mereka. Ini adalah prinsip pertama yang harus dimiliki  guru. Menjadi panutan itu penting

Penerapan Budaya Positif di SDN 1 Wawotobi

Gambar
  Ketika mendengar kata “disiplin”, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan.  Kata “disiplin” juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ di maknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan. (modul 1.4 ) Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa   “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self

1.4.a.6.1 Refleksi terbimbing – Budaya Positif

 Pirawati, S.Pd CGP Angkatan 4 Kab. Konawe 1.        1.    Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep inti yang telah anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi control guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal menarik untuk anda dan di luar dugaan ? a.      Disiplin Positif ·          Menanamkan motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya tanpa terpengaruh adanya hukuman atau hadiah sehingga berpengaruh pada motivasi intrinsic yang berdampak jangka Panjang. b.      Posisi control Guru ·          Penghukum ·          Pembuat Orang Merasa Bermasalah ·          Teman, ·          Monitor /pemantau, ·          Manajer Akhir dari posisi control seorang guru adalah pencapaian posisi manajer, di mana pada posisi ini murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dan merdeka atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhir