AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN YANG BERDAMPAK PADA MURID MELALUI PROGRAM MADONG SDN 1 WAWOTOBI

 PENGELOLAAN PROGRAM MADONG (MARI MENDONGENG( SDN 1 WAWOTOBI

by Pirawati, S.Pd (CGP Angkatan 4 Kab. Konawe Sulawesi Tenggara)

Nama Program :Menumbuhkan minat baca melalui Program “Madong” mari mendongeng di SDN 1 Wawotobi Kab. Konawe 

Latar belakang

Dalam mewujudkan gerakan literasi nasional di sekolah, perlu adanya pembiasaan literasi yang berkelanjutan baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan ntuk meningkatkan minat baca murid SDN 1 Wawotobi yang masih tergolong rendah. Rendahnya minat murid disebabka oleh beberapa faktor yaitu salah satunya kurangnya kegiatan yang membantu menumbuhkan semangat dan motivasi mereka dalam membaca dengan suasana yang lebih menyenangkan. Melihat potensi sumber daya yang dimiliki sekolah memang cukup untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan dengan taman baca, pojok baca, dan perpustakaan yang sudah dilengkapi buku-buku pendukung. Maka kegiatan "Madong"  mari mendongeng menjadi salah satu program yang diusung dalam menumbuhkan minat membacanya. Dengan adanya kegiatan mari mendongeng ini murid dapat dengan aktif membaca dan kemudian memperagakan di depan kelasnya atau di depan adik kelasnya. Progam ini bisa menumbuhkan kepemimpinan murid dalam promosi suara, pilihan, dan  kepemimpinan.

A. PERISTIWA (FACT)

Rendahnya minat baca pada murid SDN 1 Wawotobi berdampak pada kegiatan pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran tersebut menjadi terhambat. Selain itu karena kurangnya minat membaca, membuat wawasan anak tidak bertambah dan mempengaruhi cara mereka untuk berpendapat sekaligus tidak berani tampil di depan teman-temannya karena kurang percaya diri. Untuk mengatasi masalah ini maka SDN 1 Wawotobi membuat suatu program yang bisa menumbuhkan literasi Program literasi adalah merupakan keterampilan penting yang harus di miliki siswa. Sebagian proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi ,kemampuan literasi meliputi seluruh keterampilan berbahasa yaitu menyimak berbicara, membaca, dan menulis sehingga dalam program literasi membaca ini sesuai dengan salah satu karakteristik dari 7 lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu lingkungan yang melatih keterampilan yang di butuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik.

Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid ini dimaksudkan untuk mewujudkan  kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan harapan siswa siswi bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan mengekspresikan dirinya dan menghargai seni dan budaya nasional dan bisa mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya.

Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan model BAGJA dan MELR Yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah.

Selain itu alasan utama dibalik program ini adalah pada terwujudnya wellbeing siswa atau student wellbeing  dan perkembangan siswa secara holistik, siswa yang bahagia. dan juga memiliki nilai – nilai pribadi yang unggul, berbudaya serta memiliki karakter profil pelajar pancasila serta membudayakan literasi melalui mendongeng dengan ajang berbagi cerita baik kepada teman sekelasnya maupun sesama teman lainnya. Dengan adanya berbagi ini maka membuat murid untuk selalu berinteraksi dengan sesamanya dalam suasana positif.

Tujuan Utama melaksanakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

  • Membangun kesadaran murid atas pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang efektif
  • Menumbuhkan kemampuan berprikir kritis siswa
  • Menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid
  • Menjadikan kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah
  • Melatih kemandirian siswa dalam memecahkan masalah 
  • Melatih keberanian murid di depan orang lain
  • Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang baik kepada murid
  • Mampu berkolaborasi dengan teman 

Dengan terlaksananya program ini ,  maka program ini pada dasarnya di rancang untuk menjadi wadah berkreasi dan berinovasi bagi murid dalam menumbuhkan keberanian untuk tampil  dan juga mengedukasi siswa akan pentingnya budaya literasi. Siswa-siswi perlu di perkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi melalui “Madong” yang dilakukan sehingga sebagai generasi muda penerus bangsa akan selalu menjunjung budaya yang mampu melestarikan budaya membaca melalui pembiasaan di kelas maupun di luar kelas. Dengan pelaksanaan kegiatan  yang rutin dan berkelanjutan dari program ini maka dampak pada murid dalam hal meningkatkan minat dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan literasi akan membuahkan hasil.

Hasil aksi nyata di SDN 1 Wawotobi menunjukan bahwa ada perkembangan dari waktu ke waktu mulai dari hanya membaca 15 menit sebelum memulai proses belajar mengajar yang di awasi oleh guru piket dan wali kelas sehingga menjadi budaya bagi murid – murid ketika jam literasi sudah di mulai maka dengan sendirinya melakukan aktivitas tersebut. Setelah murid membaca kemudian dilakukan dengan menceritakan kembali cerita yang telah dibacanya setelah sebelumnya memilih  buku yang disukainya.

Dari kegiatan pembiasaan ini bisa melahirkan murid berprestasi di bidang literasi, salah satunya adalah sering tampilnya murid saya mewakili sekolah dalam ajang lomba mendongeng atau bertutur baik tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi. Hal ini tidak terlepas dari adanya kebiasaan yang terus dilakukan selama dalam pembelajaran dan terus memfasilitasi kegiatan tersebut yang bekerjasama dengan pengelola perpustakaan SDN 1 Wawotobi.

Kegiatan Mendengarkan dongeng sebelum Pembelajaran dimulai


Kunjungan perpustakan daerah

Kunjungan Perpustakaan SDN 1 Wawotobi

Lomba mendongeng juara 3


B.PERASAAN (FEELING)

Perasaan saat merencanakan aksi nyata ini program yang berdampak pada murid ini adalah  merasa tertantang karena program ini membutuhkan semangat dan tekat yang memara dalam terjun di dalamnya karena program ini berfokus pada murid sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid melalui kegiatan madong ini.

Perasaan saat program ini terlaksana perasaan sangat bahagia sekaligus bersyukur karena dalam pelaksanaan program ini semua warga sekolah saling mendukung dan murid juga sangat antusias mengikutinya. Adanya kolaborasi diantara guru dan murid menjadi penentu berjalannya program ini, serta adanya sarana pendukung seperti taman baca, pondok baca serta buku –buku bacaan turut andil di dalam pelaksanaan program ini. Saya pun bertambah antusias terlibat dalam program literasi baik dari murid dan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Dengan respon yang baik dari warga sekolah terutama murid membuat saya ingin terus terlibat dalam pengelolaan program ini agar lebih baik lagi ke depannya dan dengan harapan dapat terus berkelanjutan.

C.PEMBELAJARAN ( FINDING) YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN AKSI NYATA. 

Pembelajaran yang di dapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya kepemimpinan murid dalam literasi untuk peningkatan minat bakat serta jiwa kepemimpinan, terwujudnya  karakter siswa yang memiliki pengetahuan dari sumber – sumber informasi yang diperoleh dan menjadi murid yang berani tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya pada akhirnya besar harapan saya bahwa program ini akan bisa mewujudkan profil  pelajar pancasila.

Dari aksi nyata ini saya mendapatkan banyak pelajaran penting, yaitu bagiamana saya menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu saya menyadari pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Saya juga belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas saja namun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak pada murid .

D. PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE) RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA DEPAN


Recana perbaikan ke depan yaitu  menambah fasilitas tempat membaca di luar kelas yanga lebih luas agar bisa mampu menampung lebih banyak murid. Terus mengaktifkan kegiatan intrakurikuler di lingkungan sekolah agar bisa memberikan bimbingan dan menjadi wadah pengembangan minat dan bakat anak. Selain setiap bulan pimpinan perlu memberikan apresiasi berupa reward kepada siswa yang memiliki prestasi akademik sebagai bentuk dukungan untuk menambah semangat anak menampilkan kreatifitas sekaligus memotivasi murid lain agar ikut mengembangkan minatnya dalam mendongeng. 


Sekian dan terimakasih

salam bahagia







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menuai Ilmu melalui Webinar Kolaborasi Nusantara Berbagi

Semangat Berbagi bersama portal rumah belajar Di SMP Negeri 2 Wawotobi