Penerapan Budaya Positif di SDN 1 Wawotobi

 


Ketika mendengar kata “disiplin”, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan.  Kata “disiplin” juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali.
Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ di maknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan.(modul 1.4)

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa   “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang
mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka.  

(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka,  Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470) 

Berdasarkan pernyataan bapak Ki Hajar Dewantara, bahwa dalam mendisiplinkan murid tidak terlepas dari adanya tekanan, namun lebih pada bagaimana dalam membuat peraturan tersebut harus dalam suasana yang merdeka, di mana guru dan murid bersama-sama membuat peraturan yang disepakati seacara bersama dengan menetapkan konsekuensinya. Guru perlu melibatkan muridnya dalam membuat kesepakatan atau keyakinan kelas untuk menciptakan budaya positif di kelas.

Seperti yang dilakukan oleh sekolah kami di SDN 1 Wawotobi, khususnya di kelas IV A yang merupakan kelas dari CGP angkatan 4 Kab. Konawe dalam menerapkan budaya positif sebagai bagian dari aksi nyata dalam pembelajaran modul 1.4 adalah sebagai berikut:

1. Membuat Kesepakatan kelas bersama 

Pada dasarnya budaya positif yang diterapkan bertujuan untuk mencapai visi dari seorang guru penggerak, dimana visi saya sebagai seorang guru penggerak adalah "Terwujudnya peserta didik yang tumbuh dan berkembang secara optimal serta memiliki profil pelajar Pancasila." Dan untuk mencapai visi tersebut, saya bersama peserta didik mencoba untuk menerapkan budaya positif dalam aktivitas sehari-hari kami melalui pembuatan kesepakatan kelas bersama, seperti berikut ini:


(poster kesepakatan kelas 4 A)

(Murid menuliskan kesepakatannya)

2. Pembiasaan Literasi

Menumbuhkan karakter positif murid dapat dilakukan melalui pembiasaan literasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Melalui kegiatan membaca buku murid akan mendapatkan pelajaran yang mencerminkan karakter positif sehingga akan tertanam dalam pikiran mereka pesan moral dari literasi yang telah dibacanya dan akan terbawa dalam penerapan dalam kehidupannya sehari-hari.

(Mendongeng sebelum pembelajaran)

(Lomba bercerita dalam rangaka Porseni tahun 2021)


3. Cinta Lingkungan

Dalam menumbuhkan kecintaan murid akan lingkungan semua diawali dari perilaku yang sering dilakukan oleh gurunya terlebih dahulu. Ketika kita melakukan sesuatu tidak perlu memaksa murid kita untuk melakukan apa yang kita lakukan. Namun, ajaklah mereka seperti kita sebagai teman mereka, insyaalah apa yang kita lakukan akan mereka contoh dan melakukannya sendiri tanpa disuruh.


4. Kegiatan Pameran dan Bazar


5. Pramuka

Dalam mewujudkan karakter anak yang mandiri dan nasionalis, kami mengadakan kegiatan kepramukaan, sekaligus untuk menumbuhkan sikap percaya diri dan berani murid.


Menjadi guru penggerak harus diawali dengan niat dan ikhlas serta sabar. Karena setiap anak itu memiliki karakter dan potensi yang berbeda-beda. Kita tidak bisa seenaknya membuat anak itu berubah sesuai dengan apa yang kita inginkan tetapi lebih pada bagamana cara kita menyediakan apa yang mereka butuhkan, sehingga dengan adanya fasilitas dan sikap guru yang bisa mengontrol dirinya makanya budaya positif akan terus terwujud dan mewujudkan murid yang berkarakter pancasila.

6. Jumat Religi




















 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN YANG BERDAMPAK PADA MURID MELALUI PROGRAM MADONG SDN 1 WAWOTOBI

Menuai Ilmu melalui Webinar Kolaborasi Nusantara Berbagi

Semangat Berbagi bersama portal rumah belajar Di SMP Negeri 2 Wawotobi